Kamis, 19 Januari 2012

Mitos Seputar Kehamilan

Seorang suami dinasehati oleh mertuanya agar tidak membunuh binatang saat istrinya hamil atau menutup lubang. Semua nasehat itu ia laksanakan juga karena ia mengharapkan jabang bayi  yang di kandung istrinya kelak lahir selamat. Pasangan semacam ini memang sudah biasa di masyarakat Indonesia. Sampai kini, masih banyak mitos seputar kehamilan yang diyakini oleh sebagian  kalangan  masyarakat.
Di suatu daerah ada kepercayaan, ibu hamil tidak boleh menginjak kotoran ayam karena bisa menyebabkan keguguran. Juga tidak dianjurkan makan ikan laut, nanti  ASI-nya bisa bau amis. Ada sekian banyak mitos yang beredar dan diyakinin masyarakat. Masyarakata kita  tidak kuasa melanggark pantangan atau anjuran itu, karena khawatir akan akibat yang akan ditimbulkannya kelak, baik pada bayi atau kehamilannya itu sendiri. Bagaimana menurut pandangan medis, apa baik dan buruknya?

IKAN LAUT SEBABKAN ASI AMIS?
Sesuai perkembangan kehamilannya ibu hamil membutuhkan kalori sedikit lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil. Jumlah kalori bagi ibu hamil itu meningkat karena digunakan untuk ibu dan bayi yang dikandungnya. Adanya penggunaan kalori yang cukup besar pada ibu hamil inilah yang menyebabkan ibu hamil mudah merasa lapar. Karenanya jika ibu hamil merasa lapar, disarankan segera menyantap makanan dalam porsi kecil tapi sering dan bergizi tinggi makanan gizi tinggi ini bisa diperoleh dari nasi, daging, ikan, sayuran, buah-buahan dan susu.
Namun tidak jarang ibu hamil justru pantang makanan tertentu, ikan laut misalnya. Dianggapnya, makanan berupa ikan laut dapat  mengakibatkan ASI berbau amis, sehingga bayi tidak mau menyusu. Karena ada pemandangan seperti itu di daerah tertentu ada ibu hamil yang hanya mau makan nasi putih dengan sedikit garam saja.
Menurut dokter ahli kebidanan dan kandungan, jka dilihat dari sudut kesehatan, pandangan ibu hamil yang demikian itu kurang benar, karena dapat  menimbulkan efek kurang  baik bagi kesehatan  ibu dan bayi yang dikandungnya.
Memang ada ikan tertentu yang tidak boleh  di makan oleh ibu selama hamil. Namun hanya bagi mereka yang mempunyai  riwayat penyakit tertentu, yang bila makan ikan tersebut  akan mengalami kambuh atau memperberat kondisi penyakitnya. Misalnya ibu hamil  yang menderita hipertensi, tentu selama hamil dilarang  makan ikan asin, sebab kadar garamnya cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi dapat berdampak kurang  baik terhadap  keselamatan bayi dalam kandungan.
Jadi dipandang secara medis, tidak ada kaitan antara ikan laut dengan amisnya ASI. Justru  ikan laut merupakan salah satu sumber gizi penting bagi peningkatan ASI. Entah ASI itu berbau amis atau tidak tetap harus diberikan begitu bayi lahir hingga bayi berusia minimal 4 bulan. Karena ASI merupakan makanan bergizi tinggi  yang sulit  ditandingi oleh makanan apapun.

KOTORAN SEBABKAN KEGUGURAN
Mitos lain mengatakan, ibu hamil tidak boleh menginjak kotoran kucing, ayam atau burung. Karena bisa menyebabkan keguguran. Bagaimana jika tidak sengaja  menginjak kotoran  kucing? bila menginjak kotoran kucing  atau ayam secara tidak sengaja, ibu hamil tersebut harus mengucapkan rqapal penolak  keguguran, yang bunyinya  “tidak menginjak-injak kotoran kucing atau ayam, melainkan menginjak-injak tanah kotor”
Menurut kacamata  medis, mitos ini pun tidak beralasan  menyebabkan keguguran. Anggapan ini tidak  lebih hanya sebuah kepercayaan yang diwariskan. Tapi kalau ditinjau  dari segi  higienis, ada unsur positifnya juga. Karena kotoran kucing atau ayam merupakan  barang kotor  yang merupakan  sarang  penyakit atau kuman-kuman. Di samping itu dari segi keselamatan sang ibu. Bisa saja ibu hamil  terpeleset karena menginjak  kotoran  tersebut. Akibatnya karena  perut ibu terbentur  ke tanah, bisa menyebabkan keguguran.  Apalagi bila usia kandungan  masih muda.
Kepercayaan ini  ada benarnya juga bila dihubungkan dengan kuman toksoplasmosis yang dibawa oleh kucing, ayam dan burung. Kuman ini memang hidup dan berkembang  biak pada ayam, burung dan kucing. Kuman toksoplasmosis mampu menginfeksi darah seseorang dgn gejala demam dan panas dingin. Karena itu bisa saja ibu hamil mengira hanya menderita flu padahal kuman tokso mulai menyerang. Kalau kuman itu sudah menuar ke bayi dalam kandungan, bisa mengakibatkan keguguran.
Cara penularan kuman tokso bisa karena ibu hamil sering berdekatan dengan hewan peliharaan. Penularan dapat terjadi meski ayam, burung atau kucing tidak dalam keadaan sakit, karena sumber penularan utama kuman ini adalah kotoran ayam dan kucing.
Jadi, ada benarnya juga bila ibu hamil tidak boleh menginjak kotoran  kucing atau ayam karena dalam kotoran kucing dan ayam terdapat banyak kuman toksoplasmosis yang bila menyerang  ibu hamil bisa menyebabkan keguguran. Tetapi sekali lagi, yang  menyebabkan  keguguran bukan karena kotorannya, melainkan kuman  toksoplasmosis yang ada dalam kotoran ayam dan kucing tadi. Karena itu, jika ibu merencanakan hamil atau sedang hamil, sebaiknya jauhi binatang atau kotoran yang menjadi media penularan kuman toksoplasmosis.

MEMBUNUH BINATANG
Ada mitos yang mengatakan Ibu hamil tidak boleh membunuh binatang. Karena membunuh binatang selagi ibu sedang hamil, menyebabkan  bayi yang dikandung lahir cacat bawaan.  Bentuk kecacatan, dianggap sesuai dengan binatang yang dibunuhnya, misalnya binatang yang dibunuh itu ikan lele, bisa jadi kelak bayi yang dikandungnya lahir cacat pada mulut atau kepalanya menyerupai mulut atau kepala ikan lele.
Jika dipandang dari ilmu genetika, kepercayaan seperti itu kurang tepat, membunuh binatang ketika  ibu sedang hamil  tidak mempunyai resiko apapun terhadap kesehatan bayi dalam kandungan. Asalkan ketika melakukannya  mental ibu dalam kondisi sehat. Jangan pikirkan akibat negatif setiap perbuatan yang dilakukan, namun berpikirlah  secara positif. Karena bila setelah membunuh binatang, lalu dibayangi kecemasan yang berlebihan, suatu saat hal yang ditakutkan itu bisa saja sungguh-sungguh terjadi.

MINUM AIR KELAPA MUDA
Selain ada mitos yang bersifat pantangan, ada juga yang berupa anjuran, misalnya saran agar ibu hamil rajin minum air kelapa muda pada bulan terakhir menjelang persalinan. Katanya air kelapa muda dapat memperlancar proses persalinan, tanpa perlu terlalu lama mengejan, atau menahan sakit.
Kenyataannya, air kelapa muda tak menyebabkan jalan lahir jadi licin atau membuka lebar. Namun demikian  kepercayaan ibu hamil untuk  sering minum air kelapa muda ini juga tidak mengandung unsur negatif,  karena air kelapa muda memang bersih, sepanjang belum tercemar kuman.
Boleh jadi anggapan ini menjadi manjur karena kepercayaan ibu hamil yang kuat terhadap keampuhan air kelapa muda. Semacam sugesti yang memberikan dorongan sehingga secara psikologis ibu hamil siap menghadapi persalinan. Kesiapan psikologis inilah yang  mempengaruhi lancar tidaknya proses persalinan. Bila secara mental ibu siap menghadapi persalinan, maka proses persalinan akan berjalan lancar. Sebaliknya, bila secara mental ibu tidak siap, ragu-ragu akan khasiat air kelapa muda tersebut, meski setiap hari minum air kelapa muda, tidak akan ada manfaatnya.

1 komentar:

Tidak semua kata-kata orang tua harus ditinggalkan, kadang kala ada benarnya

Posting Komentar